Dipindahkan dari MyFallingSnowflakes
Ini post pertama saya di blog ini yang membahas tentang blogging. Artikel ini diambil dari blog saya yang lain, Bounce Rate pada Blog. Karena ada banyak artikel tentang blogging yang ingin ditulis, sementara blog tersebut ingin saya fokuskan hanya pada traveling dan wisata, jadilah saya buat blog baru, khusus untuk membahas tentang blogging.
![]() |
Bounce |
Hampir 5 bulan saya kembali fokus di blogging, jadi banyak menemukan istilah-istilah baru. Istilah yang saya temui saat ini adalah "bounce rate" atau dalam bahasa kita disebut dengan "rasio pentalan". Bagi mereka yang menggunakan Google Analytics untuk memantau traffik ke website atau blog, pasti akan menemukan istilah ini.
Definisi Bounce Rate
Menurut Google sendiri, bounce rate diartikan sebagai "percentage of single-page sessions (i.e. sessions in which the person left your site from the entrance page without interacting with the page)." Maksudnya apa? Bounce rate itu persentase user yang mengunjungi blog kita hanya satu session, setelah itu user tersebut langsung meninggalkan atau menutup blog kita.
Seperti apa contohnya? Coba lihat gambar di bawah ini.
Artinya jika ada 100 user yang mengunjungi blog saya, maka sekitar 87 dari user tersebut langsung meninggalkan blog saya setelah view pertama atau session pertama, dengan kata lain mereka gak tertarik untuk menjelajahi blog saya lebih jauh. Sehingga didapatlah nilai bounce rate:
87/100 x 100% = 87%
Jadi jika melihat angka di bounce rate blog kita tinngi, jangan geer dulu. Karena itu artinya blog kita boring, membosankan, alias tidak menarik untuk dijelajahi. Dan sebaliknya, jika nilai bounce rate blog kita semakin rendah, itu artinya blog kita bagus, karena user tertarik untuk menjelajahi seluruh konten blog kita.
Faktor yang Mempengaruhi Bounce Rate suatu Blog
Seperti dilansir oleh The Daily Egg setidaknya ada 7 faktor yang menyebabkan bounce rate suatu blog menjadi tinggi. Ketujuh faktor tersebut adalah:
Faktor pertama, pop-up dan iklan. Pernah lihat blog yang penuh dengan pop-up dan iklan? Bagaimana menurut kalian? Apa kalian suka? Pasti tidak.. Dan hampir semua pengunjung suatu blog juga berpendapat demikian, blog tersebut menjengkelkan, sehingga mereka tidak akan tertarik untuk menjelajahi konten blog yang lain atau malah tidak ingin lagi mengunjungi blog tersebut. Tidak ada yang salah dengan pop-up dan iklan pada suatu blog, tetapi jika jumlahnya berlebihan tentu akan berdampak buruk bagi blog kita.
2. Desain blog yang buruk
Faktor kedua, desain blog. Seorang user akan mengunjungi suatu blog umumnya untuk mencari informasi. Meski desain blog bukanlah hal yang dicari oleh user, tetapi tidak ada user yang senang berlama-lama di blog yang memiliki desain buruk. Desain blog yang tidak meski yang full color dengan berbagai macam gambar dan multimedia. Blog yang minimalis dan sederhana pun bisa kita desain agar menjadi menarik bagi user.
Faktor kedua, desain blog. Seorang user akan mengunjungi suatu blog umumnya untuk mencari informasi. Meski desain blog bukanlah hal yang dicari oleh user, tetapi tidak ada user yang senang berlama-lama di blog yang memiliki desain buruk. Desain blog yang tidak meski yang full color dengan berbagai macam gambar dan multimedia. Blog yang minimalis dan sederhana pun bisa kita desain agar menjadi menarik bagi user.
3. Tidak tersedia navigasi pada blog
Faktor ketiga, navigasi pada blog. Jika seorang user mengunjungi suatu blog kita pertama kali, dan user tersebut tertarik untuk menjelajahi konten blog yang lain, tetapi tidak ada navigasi pada blog.. Apa yang akan user tersebut lakukan? Sudah pasti, user tersebut akan meninggalkan blog kita. Meski pada awalnya user tertarik, tetapi jika navigasi tidak tersedia, bagaimana bisa menjelajahi konten blog yang lain? Ya kan..
Faktor ketiga, navigasi pada blog. Jika seorang user mengunjungi suatu blog kita pertama kali, dan user tersebut tertarik untuk menjelajahi konten blog yang lain, tetapi tidak ada navigasi pada blog.. Apa yang akan user tersebut lakukan? Sudah pasti, user tersebut akan meninggalkan blog kita. Meski pada awalnya user tertarik, tetapi jika navigasi tidak tersedia, bagaimana bisa menjelajahi konten blog yang lain? Ya kan..
4. Penggunaan multimedia yang berlebihan
Faktor keempat, penggunaan multimedia pada blog, dalam hal ini video dan flash. Kadang-kadang dalam blog kita perlu menambahkan satu atau beberapa video atau flash. Tetapi jika jumlah video dan flash terlalu banyak dalam satu halaman blog, apalagi jika kita set ke auto-play, kemungkinan besar user akan menganggap blog kita menjengkelkan dan mereka tidak akan tertarik untuk kembali. Jadi jika menggunakan video atau flash dalam blog, jangan di-set ke auto-play.
Faktor keempat, penggunaan multimedia pada blog, dalam hal ini video dan flash. Kadang-kadang dalam blog kita perlu menambahkan satu atau beberapa video atau flash. Tetapi jika jumlah video dan flash terlalu banyak dalam satu halaman blog, apalagi jika kita set ke auto-play, kemungkinan besar user akan menganggap blog kita menjengkelkan dan mereka tidak akan tertarik untuk kembali. Jadi jika menggunakan video atau flash dalam blog, jangan di-set ke auto-play.
5. Waktu loading yang terlalu lama
Faktor kelima, waktu loading. Semua user pasti ingin membaca blog yang loading-nya cepat, tidak ada yang ingin menghabiskan waktu hanya untuk menunggu loading halaman suatu blog. Jadi kurangi fitur dan script yang tidak penting agar waktu loading halaman blog kita semakin cepat.
Faktor kelima, waktu loading. Semua user pasti ingin membaca blog yang loading-nya cepat, tidak ada yang ingin menghabiskan waktu hanya untuk menunggu loading halaman suatu blog. Jadi kurangi fitur dan script yang tidak penting agar waktu loading halaman blog kita semakin cepat.
6. Tidak mendukung mobile
Faktor keenam, mobile support. Tau kan, hari gini, berapa orang sih yang membaca blog dengan laptop atau komputer? Meski masih banyak, tetapi tidak sebanyak mereka yang membaca blog dengan mobile phone, smartphone atau tablet. Jadi, pastikan template blog kita juga support untuk mobile-view. Tidak perlu membeli template premium, karena Blogger sendiri telah menyediakan template yang mendukung mobile-view.
7. Isi blog tidak bermanfaat bagi user
Well, itulah sekilas info tentang bounce rate pada blog dan 7 faktor yang mempengaruhinya. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Artikel Lainnya:
- Apa itu Hyperlink, Backlink, Outbound Link, dan Internal Link?
- Tutorial Sitemap Blogger pada Google Webmasters
Salah satu penyebab bounce rate juga: orang datang ke website kita karena hanya mencari satu hal spesifik. Saya juga sering begitu. Misalnya, saya dan teman-teman sedang di Blok S, terus iseng mau ke Pacific Place. Nah ... semua langsung buka hape dan browsing tentang cara ke Pacific Place dari Blok S. Sebagus apapun sebuah web, kalau memang kita hanya cari satu hal itu, ya kita nggak akan berinteraksi lebih lanjut dengan lamannya. Begitu ketemu jawabannya, ya langsung pindah lagi ke website lain untuk konfirmasi ulang infonya. Di website baru, begitu yakin ketemu caranya, tanpa berinteraksi dengan lamannya, langsung tutup browser dan nyetop bus atau taksi. (Maklum, blog saya banyak memberi petunjuk naik bus dan angkot, jadi saya yakin banyak yang begitu terhadap blog saya.)
ReplyDelete